Senin, 05 Januari 2015

Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Jepang:Penerimaan Huruf Hiragana dan KatakanaMuhammad Dawam Hidayatullah (1404000)Fakultas Pendidikan Bahasa dan SeniUniversitas Pendidikan Indonesia

Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Jepang:
Penerimaan Huruf Hiragana dan Katakana
Muhammad Dawam Hidayatullah (1404000)
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak
Laporan penelitian ini menjelaskan tentang reaksi siswa di sekolah, khususnya siswa yang mempelajari mata pelarajaran bahasa Jepang di sekolahnya ditinjau dari penerimaan huruf  hiragana dan katakana.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dengan cara mengamati cara belajar siswa dalam kelas kemudian didata sehingga dapat diteliti dan analisa untuk mendapatkan satu kesimpulan. Hasil yang diperoleh adalah bahwa respon siswa terhadap bahasa Jepang sangat baik tetapi pada penerimaan huruf hiragana dan katakana siswa mengalami kesulitan-kesulitan seperti sulitnya menghafal huruf tersebut, perlu waktu yang lama untuk mempelajarinya dan siswa kesulitan dalam mempelajari kalimat yang ditulis dengan huruf  hiragana dan katakana. Dari hasil penelitian ini ternyata pembelajaran huruf hiragana dan katakana kurang efektif jika dipelajari dalam waktu yang singkat karena pembelajar akan terfokus pada huruf saja tidak pada kemampuan dalam bahasa Jepang secara keseluruhan.
Kata kunci : Huruf  Hiragana dan Katakana

1. Pendahuluan
Bahasa  Jepang akhir-akhir ini semakin diminati oleh masyarakat Indonesia tak terkecuali para siswa. Hal ini tak terlepas dari banyaknya beredar kartun, komik dan video games Jepang. Dan diakui bahwa kartun,komik, dan video games tersebut sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia mulai dari anak-anak hingga dewasa. Setiap hari di televisi disiarkan kartun Jepang, di toko buku banyak kita jumpai komik-komik Jepang dan di arena bermain anak-anak pun banyak dipasang video games Jepang. Ada hal yang disayangkan dari penayangan kartun Jepang di televisi dan cetakan komik Jepang tersebut yaitu semuanya disajikan dalam bahasa Indonesia. Namun hal itu tidak mengurangi minat masyarakat Indonesia untuk mengenal dan mengerti bahasa Jepang. Dari hasil survei The Japan Foundationtahun 2003 yang dimuat dalam Majalah Egao volume 6/No. 4- Oktober 2004, Indonesia menduduki urutan ke-6 dunia dan urutan ke-1 untuk kawasan ASEAN sebagai negara yang banyak pembelajar bahasa Jepang. Dalam Bahasa Jepang dikenal 4 jenis huruf yaitu :
1. ひらがな Hiragana
2. カタカナ  Katakana
3. 漢字           Kanji
4. ローマ字  Roomaji
Hiragana digunakan untuk menuliskan kata-kata asli bahasa Jepang, sedangkan katakana  digunakan untuk menuliskan  kata serapan dari bahasa asing selain bahasa  Cina, untuk menuliskan bunyi atau suara, untuk menuliskan kata-kata yang ingin ditegaskan dan kata-kata dalam telegram. Kanji adalah huruf yang berasal  dari Cina yang  jumlahnya ribuan. Satu kanji mempunyai satu atau lebih makna. Dalam bahasa Jepang dikenal istilah Jouyou Kanji yaitu kanjiyang sering digunakan dan wajib untuk diketahui. Jouyou Kanji ini berjumlah 1945 kanji. Terakhir adalah Romaji yaitu huruf alpabet yang biasa kita kenal dengan huruf Latin. Untuk tingkat  pemula, biasanya pembelajar bahasa Jepang diajarkan membaca dan menulis hiragana dan katakana terlebih dahulu, karena hiragana dan kata kana adalah huruf yang paling dasar dalam bahasa Jepang. Setelah memahami kedua jenis huruf tersebut di atas baru diajarkan kanji.
2. Tinjauan Pustaka
Huruf  Hiragana dan Katakana mempunyai bentuk yang berbeda dan mempunyai pemakaian yang berbeda. Menurut Dedi Sutedi dalam bukunya Dasar-dasarLinguistik Jepang bahwa huruf Hiragana dan Katakana itu masing masing mempunyai 46 huruf, kedua huruf ini digunakan untuk melambangkan bunyi yang sama. Dari huruf tersebut, ada yang dikembangkan dengan menambahkan tanda tertentu untuk membentuk bunyi lainnya yang jumlahnya masing-masing mencapai 56 bunyi.Huruf-huruf tersebut berbentuk suku kata, sehingga bunyi dalam bahasa Jepang secaratotal terdiri dari 102 suku kata.
Aturan Penulisan Huruf  Hiragana:
a. Digunakan untuk menuliskan kata-kata asli bahasa Jepang. Contoh :
  わたし(Watashi), あなた(Anata), くに(Kuni)
b. Bunyi panjang diwakili oleh huruf a, i, u,e dan o. Contoh :
おばあさん(Obaasan), おにいさん  (Oniisan), おとうと (Otouto), おねえさん(Oneesan), おおきい (Ookii)
c. Huruf konsonan ganda yaitu huruf kk, ss, pp dan tt diwakili oleh huruf tsu kecil (っ). Contoh :
  がっこう(Gakkou), きって(Kitte)
d. Wa pada partikel dipakai huruf  は (ha) bukan huruf  わ (wa)
  私はインドネシア人です。 Watashi wa Indonesiajin desu.
e. O pada partikel dipakai huruf を(wo)  bukan お (o)
f. E pada partikel dipakai huruf へ (he) bukan え(e)

Aturan Penulisan Huruf  Katakana:
a. Menuliskan kata-kata serapan bahasa Asing. Contoh:
  リマ(Rima ), インドネシア(Indonesia)
b. Menuliskan bunyi atau suara. Contoh :
  ワンワン(Wan-wan), プルプル(Puru-puru)
c. Menuliskan kata-kata yang ingin ditegaskan. Contoh :
  アリさんはごはんをタベマス。 (Arisan wa gohan o tabemasu)
3. Analisis Data Minat Pembelajar Bahasa Jepang di Sekolah Yang Mengajarkan Bahasa Jepang
Para pendidik di institusi apapun akan sepakat bahwa minat dan motivasi memegang peranan penting untuk kesuksesan kegiatan apapun. Begitu juga minat dan motivasi dalam belajar bahasa karena sangat penting untuk penyangga kesuksesan belajar bahasa itu sendiri. Pada sekolah yang mengajarkan bahasa Jepang minat atau tujuan mereka mengikuti kelas bahasa Jepang adalah ingin bisa berbahasa Jepang sebanyak 71,4 %, dan 11,4% hanya sekedar ingin tahu bahasa Jepang, sedangkan sisanya sebanyak 17,2% tidak mempunyai tujuan, hanya sekedar  memenuhi nilai standar kelulusan.
4. Kesulitan Mempelajari Bahasa Jepang
Seringkali bagi orang asing khususnya orang Indonesia yang mempelajari bahasa Jepang mendapat kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang. Hal ini terlihatdari responden sebanyak 77,2% mengatakan bahwa mempelajari bahasa Jepang itu sulit. Sedangkan 11,4% mengatakan biasa, dan 11,4% lainnya menganggap bahasa Jepang itu mudah untuk dipelajari. Secara global, menurut Syah (2001 : 132–139) faktor–faktor yang mempengaruhi belajar dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Faktor intrinsik (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaanjasmani dan rohani siswa, yaitu : aspek pshikologis (tonusjasmani, mata dan telinga)
2. Faktor ekstrinsik (faktor dari luar diri siswa), yaitu lingkungansosial (keluarga, guru, masyarakat dan teman) dan lingkungannon-sosial (rumah, sekolah, fasilitas dan alam).
3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yangmeliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untukmelakukankegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran,yaitu berupa pendekatan tinggi, pendekatan sedang, dan pendekatan rendah.
5. Kesulitan Mempelajari Hiragana dan Katakana

Untuk berkomunikasi diantaranya mempergunakan sistem tanda-tanda grafis yang disebut aksara atau huruf. Pada saat mempelajari bahasa Jepang para responden menghadapi selain belajar bahasa Inggris juga dihadapkan untuk menguasai aksara yang dipergunakan untuk menuliskan kalimat bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang penulisan kalimat mempergunakan empat jenis huruf yaitu huruf  hiragana, katakana, kanji, romaji yang setiap huruf itu mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Pada pembelajar bahasa Jepang di sekolah yang mempelajari bahasa Jepang 97,1% mengatakan merasa perlu mempelajari huruf hiragana dan katakana. Dan hanya 2,9% saja yang merasa tidak perlu mempelajari huruf tersebut. Mata pelajaran bahasa Jepang pada sekolah selaku responden sebanyak 2 jam pelajaran selama 20 kali pertemuan pada semester ganjil dan pada semester genap.
Hal ini menyebabkan responden untuk menguasai huruf  hiragana dan katakana membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sebanyak 42,9% responden membutuhkan waktu 2-3 bulan. Bahkan 34,3% membutuhkan waktu 4 bulan lebih untuk menghafal huruf  hiragana dan katakana, dan hanya 20% saja yang membutuhkan waktu 1 bulan, selain itu 2,8% yang tidak bisa menentukan waktunya. Dalam menghafal huruf  hiragana dan katakana, jika dibandingkan ternyata huruf  katakana yang paling sulit yaitu sebanyak 82,8% yang menyatakan hal tersebut.Dan hanya 2,8% saja yang menyatakan huruf  hiragana itu sulit. Dan 11,4% yang menyatakan keduanya sulit.
Huruf  hiragana dan katakana dalam penulisan kalimat bahasa Jepang sebanyak 45,7% responden menjawab merasa sulit untuk mempelajarinya, sedangkan yang menjawab biasa saja 40%, kemudian yang menjawab mudah dipelajari 11,4%,dan yang tidak menjawab sebanyak 2,9%. Membaca dan menulis huruf  hiragana dan katakana adalah hal yang tersulit dalam mempelajarinya. Karena menurut responden yang membaca huruf saja 14,3% dan menulis saja 31,3%. Responden sebanyak 71,4% merasa lebih mudah mempelajari bahasa jepang jika semua kalimat dalam huruf latin, dan hanya sebanyak 28,6% saja yang lebih mudah mempelajari bahasa jepang jika semua kalimat dalam huruf  hiragana dan katakana. Setelah mempelajari  hiragana dan katakana responden sebanyak 88,6% tertarik untuk mempelajari kanji dan sisanya 11,4% tidak tertarik.

6. Kesimpulan
Responden merasa perlu mempelajari huruf Hiragana dan Katakana, tetapi kesulitan-kesulitan dalam mempelajari huruf tersebut tidak mendukung tujuan mereka belajar bahasa Jepang yaitu ingin bisa berbahasa Jepang. Kesulitan-kesulitan itu seperti:
a. Sulit menghafal huruf  hiragana dan katakana terutama huruf katakana
b. Sulit mempelajari kalimat yang ditulis dengan huruf hiragana dan katakana
c. Perlu waktu lama hanya untuk mempelajari huruf hiragana dan katakana
Sebagian besar responden merasa lebih mudah mempelajari bahasa Jepang jika ditulis dengan huruf  latin. Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran huruf  hiragana dan katakana pada kelas pengenalan bahasa Jepang dasar tidak perlu difokuskan, mungkin lebih efektif belajar sendiri dirumah dengan buku panduan supaya tujuan ingin berbahasa Jepang dapat tercapai dengan baik.
 














Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hani, Iskandarwati. 2002. Pengajaran Bahasa Jepang di IndonesiaMenuju Era Globalsasi dalam Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia. Bandung: PPBJ FPBS UPI.
Ishida. 1995. Nihongo Kyoojuuhoo. Tokyo: Taishuukan Shoten.
Kaneda.1995. Nihongo Dai Jiten.Tokyo.Kodansa.
Karsana, Ano. 1986. Buku Materi Keterampilan Pokok Menulis. Jakarta:Karunika Universitas Terbuka.
Muneo, Kimura. 1988. Kyoujuhou Nyumon. Jepang. Japan Foundation. Ogawa, Y. 1982. Nihongo Kyoiku Dai Jiten.Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar