Senin, 05 Januari 2015

Tata Bahasa Jepang : Perbedaan ですから dan からです oleh Dhaniza Anandriana



Tata Bahasa Jepang : Perbedaan ですから dan からです
Oleh : Dhaniza Anandriana (1403970)

Abstrak
Bahasa Jepang dikenal dengan tingkat kesulitannya karena bahasa Jepang menggunakan tiga tulisan yang berbeda, yaitu hiragana, katakana, dan kanji, juga memiliki tata bahasa yang tidak mudah pula. Bahasa Jepang memiliki berbagai dialek pun banyak dari berbagai macam daerah. Dalam bahasa Jepang, dialek disebut -ben (). Bahasa Jepang yang menjadi lingua franca di Jepang disebut  bahasa Jepang Standar (標準語: hyōjungo) atau bahasa umum (共通語: kyōtsūgo) yang awalnya didasarkan pada dialek Tokyo. Jurnal ini akan membahas perbedaan dua kata yang hampir sama yaitu desukara (ですから) dan karadesu (からです) yang memiliki arti ‘karena’.
Kata kunci: hyōjungo, kyōtsūgo, desukara, karadesu

A.    Pendahuluan
Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia setelah bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Bahasa Jepang dikenal dengan tingkat kesulitannya karena bahasa Jepang menggunakan tiga tulisan yang berbeda, yaitu hiragana, katakana, dan kanji, juga memiliki tata bahasa yang tidak mudah pula. Ditambah lagi dengan penggunaan bahasa yang digunakan berbeda-beda dilihat dari berbagai umur, kondisi, dan asal daerah. Seain itu, bahasa yang digunakan pada orang tua, anak kecil, teman sebaya, orang asing, dan bos atau atasan pun berbeda. Selain itu, pembacaan kanji akan berbeda ketika dijejerkan dengan kanji lainnya, ketika posisinya berubah pun akan merubah arti dari kata itu sendiri. Karena itulah Bahasa Jepang sering dianggap sulit oleh kebanyakan orang.
Bahasa Jepang memiliki berbagai dialek pun banyak dari berbagai macam daerah, namun sayangnya beberapa dialek dari daerah banyak yang hanya digunakan oleh orang tua, atau bahkan hilang sama sekali. Dalam bahasa Jepang, dialek disebut -ben (), sehingga dikenal sebutan dialek Osaka (大阪弁 : Osaka-ben), dialek Nagoya (名古屋弁 : Nagoya-ben), dialek Hokkaido (北海道弁 : Hokkaidō-ben), dialek Touhoku (東北弁 : Touhoku-ben), dan sebagainya. Selain disebut Kyoto-ben, dialek Kyoto secara khusus disebut Kyo-kotoba (京言葉). Inilah dialek-dialek yang penggunanya masih banyak dan digunakan dalam percakapan sehari-hari di daerah masing-masing. Tiap daerah hampir memiliki dialek yang berbeda. Menurut sejarahnya ini karena letak dan pengaruh terhadap daerah-daerah yang berlainan. Dan dimulai abad ke-17 ketika ibukota Jepang berpindah dari Kyoto ke Edo (Tokyo) maka mulai saat itu dialek Tokyo (Tokyo-ben) banyak dipakai sebagai sarana komunikasi pemerintahan, perdagangan, dsb. Dari situ muncullah istilah hyoujungo atau bahasa standar. Tentu saja yang paling mendekati atau dianggap standar adalah dialek model Tokyo atau Kanto.
Bahasa Jepang sangat beragam, dilihat dari bahasa populer yang sering digunakan anak remaja, bahasa sehari-hari, dan bahasa yang digunakan untuk orang yang derajatnya lebih tinggi, baik orang tua maupun atasan, semuanya berbeda. Bahasa Jepang yang menjadi lingua franca di Jepang disebut hyōjungo (標準語) (bahasa Jepang Standar) atau kyōtsūgo (共通語) (bahasa umum) yang awalnya didasarkan pada dialek Tokyo.
Dalam pembelajaran bahasa Jepang banyak terjadi kesalahan dalam penggunaan kata karena pada dasarnya kata-kata dalam bahasa Jepang cenderung mirip dan sama tapi memiliki arti yang beda. Jurnal ini akan membahas perbedaan dua kata yang hampir sama yaitu desukara (ですから) dan karadesu (からです).

B.     Metode Penelitian
Jurnal ini dikerjakan dengan menggunakan metode penelitian berupa mencari contoh sebanyak-banyaknya tentang kata ‘desukara’ dan ‘karadesu’ kemudian membandingnkan keduanya.



C.    Pembahasan
1.      Desukara (ですから)
Kata ‘desukara’ digunakan untuk menyatakan alasan, diletakkan di akhir anak kalimat yang dijadikan pernyataan sebagai alasannya. Jika di artikan dalam bahasa Indonesia, ‘desukara’ dapat diterjemahkan sebagai ‘karena’.
a.       くだものが好きですから、毎日食べます。
Romaji       : Kudamono ga suki desukara, mainichi tabemasu.
Arti            : Karena saya suka buah-buahan, saya makan setiap hari.
b.      とても美しいですから、見るといいです
Romaji       : Totemmo utsukushii desukara, miru to ii desu yo.
Arti            : Karena sangat indah, lebih baik dilihat loh.

Kata ‘desukara’ memiliki perubahan lain menjadi ‘dakara’ (だから), perubahan ‘desu’ menjadi ‘da’ ini membuat kalimat menjadi tidak formal. Kata ‘dakara’ (だから) biasa digunakan untuk teman sebaya atau teman dekat. Hal ini tidak mengubah arti, namun merubah cara pandang pembicara pada orang yang diajak bicara.
a.       くだものが好きだから、毎日食べます。
Romaji       : Kudamono ga suki dakara, mainichi tabemasu.
Arti            : Karena saya suka buah-buahan, saya makan setiap hari.
b.      とても美しいだから、見るといいです
Romaji       : Totemmo utsukushii dakara, miru to ii desu yo.
Arti            : Karena sangat indah, lebih baik dilihat loh.



2.      Karadesu (からです)
Pada umumnya kata ‘karadesu’ memiliki arti secara harafiah ‘sejak’.
あなたがそう言ってからです.
Romaji       : Anata ga sou itte karadesu.
Arti            : Sejak anda berkata seperti itu.

Tapi ada beberapa pengecualian ketika ‘karadesu’ diartikan sebagai ‘karena’, contoh :
ヘロデがあなたを殺そうとしているからです
Romaji       : Herode ga anata o korosou to shite iru karadesu.
Arti            : Karena Herode mencoba untuk membunuhmu.
Dalam hal ini, ‘karadesu’ berubah menjadi ‘karena’ ketika penggunaan kalimat digunakan untukf hal yang belum terjadi “masih akan”.

Seperti dengan ‘desukara’ kata ‘karadesu’ juga bisa berubah sebagai bahasa nonformal jika ‘desu’ diganti dengan ‘da’ sehingga menjadi ‘karada’ (からだ). Hal ini juga tidak merubah arti dari ‘karadesu’ itu sendiri. Sehingga membuat kita tahu bahwa si pembicara dan lawan bicara tidak berbicara secara formal, namun berbicara sebagai teman, atau tanpa senioritas.
ヘロデがあなたを殺そうとしているからだ
Romaji       : Herode ga anata o korosou to shite iru karada.
Arti            : Karena Herode mencoba untuk membunuhmu

あなたがそう言ってからだ.
Romaji       : Anata ga sou itte karada.
Arti            : Sejak anda berkata seperti itu.




D.    Penutupan
Dalam pembelajaran bahasa Jepang penggunaan kata ‘desukara’ dan ‘karadesu’ sering tertukar karena kata yang mirip, namun ternyata keduanya memiliki arti yang berbeda. Secarah harafiah ‘desukara’ berarti ‘karena’, sedangkan ‘karadesu’ berarti ‘sejak’. Namun ada beberapa pengecualian ketika ‘karadesu’ diartikan sebagai ‘karena’ yaitu ketika konteksnya berbicara tentang hal yang belum terjadi, atau masih akan terjadi. Kedua kata tersebut bisa berubah menjadi informal jika mengubah ‘desu’ dengan ‘da’

E.     Kepustakaan
Anonim. (2014). “「あなたがそう言ってからです」の部分一致の例文検索結果”. [Online]. Tersedia: http://ejje.weblio.jp/content/あなたがそう言ってからです. [3 Januari 2015]
Axioplase. (2012). ” What is -からです, and when is it used?”. [Online].  Tersedia: http://japanese.stackexchange.com/questions/6903/what-is-%E3%81%8B%E3%82%89%E3%81%A7%E3%81%99-and-when-is-it-used. [19 Desember 2014].
Dewi, Primasari N. (2012). “Cepat Lulus! UJIAN KEMAMPUAN BAHASA JEPANG Nihongo Nouryoku shiken Level 5”. Jakarta: KAWAHmedia.
Nipponman. (2011).Japanese: Questions and Discussions» からです だからです. [Online]. Tersedia: http://www.guidetojapanese.org/forum/viewtopic.php?id=6145. [3 Januari 2015].
Riza, Miftah. (2014). “Grammar Bahasa Jepang Kara (から) dan Node (ので) yang bermakna ‘Karena’”. [Online]. Tersedia: http://bahasajepangbersama.blogspot.com/2014/03/grammar-bahasa-jepang-kara-dan-node.html. [1 Januari 2015].
 Shiang, Tjhin Thian. (2008). “Respon Cepat dalam Bahasa Jepang”. Jakarta: Gakushudo.
Shiang, Tjhin Thian. (2014). “Kiat Sukses Mudah & Praktis Mencapai N3”. Jakarta: Gakushudo.
Sulistyawati, Ninuk. (2012). “Sukses Nihongo Nouryoku Shiken N4”. Jakarta: Transmedia.
Chandra, T. (2005). “Kamus Jepang - Indonesia Indonesia - Jepang”. Jakarta: Evergreen Japanese Course.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar