BEBERAPA PERBEDAAN KATA BAHASA JEPANG
STANDAR DENGAN DIALEK KANSAI
Shahna Nurulpriska
Pendidikan
Bahasa Jepang
FPBS
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak : Dialek
adalah bahasa yang
berbeda-beda menurut pemakainya. Dialek bahasa Jepang adalah
variasi bahasa Jepang yang berbeda-beda menurut pemakai dan daerahnya. Dialek Kansai
adalah dialek yang dituturkan orang yang tinggal di wilayah Kansai. Terdapat banyak
perbedaan kosak kata antara bahasa Jepang standar dan dialek Kansai. Pebedaan tersebut
yaitu perbedaan partikel, perbedaan panjang pendek vokal, perbedaan partikel
kata benda, adanya pemendekan kata, dan pergantian huruf H dan S.
1. Pendahuluan
Jepang
merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki bahasa yang cukup sulit untuk
dipelajari selain bahasa Indonesia. Bahasa Jepang juga memiliki huruf yang
berbeda dai huruf latin. Selain bahasa Jepang standar yang banyak dipakai
kebanyakan orang Jepang, bahasa Jepang juga memiliki berbagai macam dialek. Menurut
Abdul Chaer dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berbeda dari satu tempat wilayah atau area tertentu. Dialek
bahasa Jepang adalah variasi bahasa Jepang yang berbeda-beda
menurut pemakai dan daerahnya di Jepang. Bahasa Jepang yang menjadi lingua
franca di Jepang disebut hyōjungo (bahasa Jepang Standar) atau kyōtsūgo
(bahasa umum) yang awalnya didasarkan pada dialek Tokyo. Selain dialek tokyo
yang diajadikan bahasa standar di Jepang. Terdapat berbagai macam dialek di Jepang,
diantaranya dialek Kansai, Chugoku, Osaka, Nagoya dan lain-lain.
2. Metode penelitian
Metode
penelitian ini berdasarkan hasil dari buku yang saya baca yaitu Belajar Cepat
bahasa Jepang Praktis dan Menyenangkan dicantumkan beberapa kosak kata bahasa
jepang standar dan kosak kata dialek kansai. Dalam buku Bicara Kansai-Ben, Yuk! Dibahas bahwa bahasa jepang
memiliki cara pengucapan yang berbeda begitu juga dengan dialek Kansai, dialek
Kansai memiliki cara pengucapan yang berebeda
3. Dialek
Dialek
adalah bahasa yg
berbeda-beda menurut pemakainya. Dialek bahasa Jepang adalah
variasi bahasa Jepang yang berbeda-beda menurut pemakai dan daerahnya di Jepang.
Bahasa Jepang yang menjadi lingua franca di Jepang disebut hyōjungo
(bahasa Jepang Standar) atau kyōtsūgo (bahasa umum). Dialek standar yang
digunakan sebagai dasar di Jepang adalah dialek Tokyo. Dialek Kansai adalah
dialek yang dituturkan orang yang tinggal di wilayah Kansai. Dialek ini memiliki sejumlah
perbedaan menurut daerahnya.
4. Contoh kosak kata
Dialek Kansai
|
Bahasa Jepang standar
|
Arti
|
|
agattari
|
dame
|
tidak baik
|
|
aho-na
|
bakana
|
mustahil
|
|
akonai
|
akakunai
|
tidak merah
|
|
amunai
|
abunai
|
berbahaya
|
|
chau
|
chigau
|
bukan
|
|
choo
|
chotto
|
sedikit
|
|
omoroi
|
omoshiroi
|
menarik
|
|
honma
|
hontou
|
sungguh
|
|
meccha
|
totemo
|
sangat
|
|
naiya
|
nani
|
apa
|
|
doushitan?
|
doushitano?
|
ada apa?
|
|
ee
|
ii
|
bagus
|
|
gyousan
|
takusan
|
banyak
|
|
sainara
|
sayounara
|
selamat tinggal
|
|
hona mata
|
jaa mata
|
sampai bertemu
|
|
yo
|
yoku
|
baik
|
|
kora
|
kore wa
|
ini
|
|
sora
|
sore wa
|
itu
|
|
nukui
|
atatakai
|
hangat
|
|
kosobai
|
kusuguttai
|
geli
|
|
kokeru
|
korobu
|
jatuh
|
|
hokasu
|
suteru
|
buang
|
|
han
|
san
|
tuan
|
|
yakara
|
dakara
|
maka dari itu
|
5. Pebedaan kosak kata bahasa Jepang standar dan
dialek Kansai
5.1. -hen, bentuk negatif
Bentuk umum -nai dalam bahasa Jepang
standard berubah menjadi bentuk -hen dalam dialek Kansai. Memang di daerah
tertentu ada beberapa varisi bentuk -hen, akan tetapi tetap saja bentuk
negatif -hen yang paling umum dan sering dipakai dalam dialek Kansai.
Contoh:
negatif -hen yang paling umum dan sering dipakai dalam dialek Kansai.
Contoh:
Wakaranai
-> Wakarahen (tidak mengerti)
Ikanai -> Ikahen/Ikehen (tidak pergi)
Oboenai -> Oboehen (tidak ingat)
Ikanai -> Ikahen/Ikehen (tidak pergi)
Oboenai -> Oboehen (tidak ingat)
5.2. H menggantikan S
Banyak kata-kata yang menggunakan S vokalnya disamarkan menjadi H. Misalnya kata -san (panggilan orang) menjadi -han
Contoh:
Tanaka-san -> Tanaka-han
Oba-san -> Oba-han (bibi/tante)
Wakarimasen -> Wakarimahen (tidak mengerti)
Tanaka-san -> Tanaka-han
Oba-san -> Oba-han (bibi/tante)
Wakarimasen -> Wakarimahen (tidak mengerti)
5.3.
Kata-kata sering dipendekkan dalam dialek Kansai.
Kata standar dalam bahasa Jepang:
yoku (よく), yang
berarti "bagus", dipendekkan menjadi you
Kata chigau (違う), yang berarti "berbeda" atau "salah", dipendekkan menjadi chau (ちゃう)
Kata omoshiroi (面白い), yang berarti "menarik" atau "lucu", dipendekkan menjadi omoroi
Kata soreja, yang berarti "oke, kalau begitu.." atau "sampai jumpa",dipendekkan menjadi honja
5.4. Partikel untuk "kata benda" adalah や
Kata chigau (違う), yang berarti "berbeda" atau "salah", dipendekkan menjadi chau (ちゃう)
Kata omoshiroi (面白い), yang berarti "menarik" atau "lucu", dipendekkan menjadi omoroi
Kata soreja, yang berarti "oke, kalau begitu.." atau "sampai jumpa",dipendekkan menjadi honja
5.4. Partikel untuk "kata benda" adalah や
ya (や) dipakai
untuk menggantikan da (だ) bentuk biasa dari “desu”.
yanai (やない) digunakan untuk dewanai/janai (ではない/じゃない) yang merupakan akhiran kalimat nominal negative.
5.5. Vokal panjang yang terletak di akhir kata / kalimat biasanya dipendekkan.
yanai (やない) digunakan untuk dewanai/janai (ではない/じゃない) yang merupakan akhiran kalimat nominal negative.
5.5. Vokal panjang yang terletak di akhir kata / kalimat biasanya dipendekkan.
souda (そうだ), "ya,
benar", dipendekkan menjadi soya (そや), atau seya (せや)
ikou (行こう), "ayo pergi", dipendekkan menjadi iko (行こ)
5.6. Vocal pendek di akhir kata malah sering dipanjangkan.
ikou (行こう), "ayo pergi", dipendekkan menjadi iko (行こ)
5.6. Vocal pendek di akhir kata malah sering dipanjangkan.
-te+mi (てみ), yang
merupakan pola yang berarti "mencoba", menjadi -te+mii (てみい)
te (手), "tangan", berubah menjadi te- (手ー) panjang
ki (木), "pohon", berubah menjadi ki- (木ー) dengan bunyi “i” panjang
5.7. Bunyi TSU kecil (っ...) biasanya berubah menjadi vocal dobel atau disatukan.
te (手), "tangan", berubah menjadi te- (手ー) panjang
ki (木), "pohon", berubah menjadi ki- (木ー) dengan bunyi “i” panjang
5.7. Bunyi TSU kecil (っ...) biasanya berubah menjadi vocal dobel atau disatukan.
shimatta (しまった), yang dipakai untuk menunjukkan
keadaan yang tidak diinginkan, berubah menjadi shimota (しもた), tsukatte (使って), yang merupakan bentuk -te dari
tsukuru, berubah menjadi vocal panjang dan disatukan menjadi tsukōte (つこうて/つこーて)
5.8. Secara umum, hampir sebagian besar kata dimodifikasi dengan menghilangkan sebagian bunyinya.
5.8. Secara umum, hampir sebagian besar kata dimodifikasi dengan menghilangkan sebagian bunyinya.
omoshiroi (面白い) menjadi omoroi (おもろい), tapi
dalam percakapan sehari-hari diucapkan menjadi omoro- (おもろー) atsui (暑い), yang berarti “panas”, menjadi
atsuu (あつー) kimochi
warui (気持ち悪い), yang berarti “merasa tidak sehat” atau “tidak suka”, menjadi kimoi.
5.9. Perbedan partikel
5.9. Perbedan partikel
Dialek Kansai
|
Bahasa Jepang Standar
|
Arti
|
かい [kai]
|
か [ka]
|
akhiran kalimat tanya informal
|
かいな [kaina]
|
-
|
akhiran
kalimat tanya sindiran
|
かて [kate]
|
も [mo], ~ても [temo], (で)さえ [(de)sae]
|
walaupun...
|
がな [gana]
|
なあ
|
hanya sekedar penambah akhiran kalimat
|
さん [san]
|
ございます (hanya untuk beberapa kata)
|
dipakai sebagai partikel pengganti gozaimasu,
seperti ohayou-san untuk ohayou gozaimasu
|
で [de]
|
よ [yo], ぞ[zo]
|
partikel akhiran untuk mempertegas kalimat. jarang
dipakai oleh wanita
|
でっか [dekka]
|
ですか [desu ka]
|
akhiran kalimat tanya yang dipendekkan
|
ちゃう [chau]
|
じゃない?[janai?]
|
bukankah....? / .... kan ya?
|
な [na]
|
ね [ne]
|
versi Kansai untuk pengganti ne
|
なん [nan]
|
なの [nano]
|
mempertegas
pertanyaan
|
ねん [nen]
|
-
|
partikel akhir kalimat yang netral
|
ねや [neya]
|
のだ[noda]
|
alasan yang implisit
|
~まっか [makka]
|
~ますか [-masu ka]
|
bentuk kependekan
|
~まっせ [masse]
|
~ますよ [-masu yo]
|
bentuk
kependekkan
|
もん [mon]
|
もの
|
hal / benda, (tergantung kalimat)
|
や [ya]
|
です [desu], だ [da]
|
versi Kansai
untuk menggantikan desu / da
|
6. Simpulan
Dialek
adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang
berbeda dari satu tempat wilayah atau area tertentu. Kansai adalah istilah yang digunakan untuk menyebut wilayah Jepang di
bagian barat pulau Honshu yang terdiri dari 9 prefektur : Fukui, Mie, Shiga,
Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Wakayama dan Tokushima. Di sistem Jepang, kata
perfektur digunakan untuk menterjemahkan wilayah administrasi, dalam bahasa Jepang
disebut ken , yang kurang lebih seperti sebuah negara bagian.
Masyarakat
daerah Kansai dikenal dengan dialeknya yang selalu saja digunakan jika
berbincang-bincang secara non-formal. Terkadang, meskipun lawan bicaranya bukan
orang Kansai sekalipun. Tetap saja mereka bercuap-cuap dengan dialek Kansai. Dialek
Kansai ini juga sering dipakai acara komedian terutama pada acara yang
menampilkan jenis lawakan Manzai. Kalau diperhatikan cara bercanda orang Kansai
mirip dengan lawakan Lenong Betawi, ceplas-ceplos ngomong seenaknya, sehingga
kadang kala orang-orang di luar daerah Kansai menganggap dialek Kansai sangat
kasar dan tidak sopan. Sebab itu pula dialek Kansai tak pernah dipakai untuk
acara formal ataupun berbicara dengan orang yang lebih tua/terhormat.
Dialek
Kansai digunakan oleh orang yang tinggal di Kansai. Biasanya orang yang
berdialek Kansai adalah pelawak atau pun orang tua. Pebedaan kosak kata bahasa Jepang
standar dan dialek Kansai yaitu perbedaan partikel, perbedaan panjang pendek
vokal, perbedaan partikel kata benda, adanya pemendekan kata, dan pergantian
huruf H dan S. Dialek Kansai terbilang cukup sulit untuk dipelajari bahkan
orang yang sudah belajar bahasa Jepang standar belum tentu bisa berkomunikasi
dengan orang Jepang yang berdialek Kansai.
Daftar Pustaka
Tn. (2013). “Dialek bahasa Jepang”.
[Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Dialek_bahasa_Jepang. [1
Januari 2015].
Tn. (2012). “Mengenal Dialek Daerah Kansai di
Jepang”. [Online]. Tersedia :
http://blognyamanjp12.blogspot.com/2012/12/dialek-daerah-Kansai-Kansai-ben-di.html
. [1 Januari 2015].
Ando. (2010). “Berkenalan dengan beberapa kata
dialek Kansai”. [Online]. Tersedia : https://yasuitori.wordpress.com/2010/07/27/dialek-Kansai/.
[1 Januari 2015].
Yocchan. (2007). “Mengenal Dialek
Kansaiben dan Osakaben”. [Online]. Tersedia :
http://tadotsugakuen.blogspot.com/2007/11/mengenal-dialek-Kansaiben-dan-Osakaben.html
. [1 Januari 2015].
Firman,
Welsi. Dkk. (2014). Taktis Berbahasa
Inoneisa di Perguruan Tinggi. Bandung: Asasupi
Prabowo,
Viena Andriani. (2013). Bicara Kansai-Ben, Yuk!. Jakarta: Kesaint Blanc
Mente,
De Boye. (2007). Belajar Cepat bahasa
Jepang Praktis dan Menyenangkan. Jogjakarta: tHINK Jogjakarta
Tse,
Peter. (1996). Kansai Japanese.
Singapura: Turttle Publishing
Sudjianto
M.Hum. (2005). Belajar Bahasa Jepang
Berdasarkan Pola Kalimatnya. Bekasi: Oriental
Tidak ada komentar:
Posting Komentar