Analisis Pemahaman Ungkapan Silih Asah Silih Asih Silih Asuh pada
Kalangan Remaja Sunda
Pramita
Departemen Pendidikan Bahasa
Jepang
FPBS Universitas Pendidikan
Indonesia
Abstrak : Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa bagaimana pemahaman pada kalangan remaja Sunda tentang
ungkapan ungkapan silih asah silih asih
silih asuh. Hal ini dikarenakan banyak sekali anak muda zaman sekarang yang
masih belum tahu tentang budayanya sendiri. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan angket yang disebar kepada mahasiswa, sebanyak 20
orang. Hasil penilitian menunjukkan bahwa remaja Sunda kebanyakan hanya
mengetahui ungkapan tersebut tetapi tidak mengetahui apa arti dan makna dari
ungkapan itu.
Kata kunci : Makna Silih Asah Silih Asih Silih Asuh, pemahaman pada kalangan remaja,
manfaat
Pendahuluan
Bahasa Sunda merupakan
bahasa daerah di Indonesia yang digunakan oleh masyarakat Sunda yang bermukim
di provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Bahasa ini menempati posisi kedua
paling banyak penuturnya setelah bahasa Jawa. Bahasa Sunda memiliki keunikan
yang berbeda dari bahasa lain, yaitu memilki tingkatan berdasarkan tingkat
kesopanan (undak usuk). Ada bahasa Sunda lemes, bahasa Sunda loma (sedang) dan bahasa
Sunda kasar. Penggunaan tingkatan ini tergantung dengan siapa kita
berbicara, apakah itu lebih muda, seumuran atau lebih tua. Selain itu, bahasa
Sunda memiliki vokal e pepet dan eu yang tidak dimiliki bahasa lain termasuk
Indonesia. Contohnya lebet dengan leubeut.
Dalam bahasa
Sunda, ada yang disebut dengan babasan
atau dalam bahasa Indonesia artinya ungkapan. Ungkapan (babasan) biasanya terdiri dari dua kata atau lebih yang ucapan –
ucapannya yang tidak terang – terangan dan memiliki konotasi yang pasti,
bahasanya yang singkat dan jangan diartikan yang sebenarnya. Contoh dari
babasan yaitu ngadu angklung (berdebat mulut yang tidak ada gunanya), dulang
tinandé (wanita mengikuti kata laki – laki), nyalindung ka gelung (mengandalkan
usaha istri), buntut kasiran (pelit), dan lain – lain.
Remaja adalah
waktu manusia berumur belasan tahun yang merupakan masa peralihan antara masa
anak – anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun.
Masa remaja ini adalah masa – masanya senang mencari sesuatu hal baru, dan masa
dimana orang tua harus mengajarkan pada mereka tentang budaya mereka.
Di tatar Sunda,
ada salah satu ungkapan yang sangat tidak asing ditelinga kita, yaitu ungkapan Silih Asah Silih Asih Silih Asuh. Ungkapan
ini memiliki arti yang mencerminkan ciri khas orang Sunda. Namun masih banyak
orang yang tidak mengerti apa arti dari ungkapan tersebut, terutama pada
kalangan remaja. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk menelitinya.
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, fokus penelitian ini bertujuan
membahas hal-hal berikut ini: (1) Makna ungkapan silih asah silih asih silih asuh; dan (2) Hasil analisis pemahaman
remaja Sunda mengenai ungkapan Silih Asah
Silih Asih Silih Asuh.
metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode survei. Adapun
ciri-ciri dari metode survei adalah, tujuannya dapat bersifat deskriptif dan juga
verifikatif, eksplanatori atau konfirmatori, data dikumpulkan dari sampel yang
telah ditentukan, data variabel penelitian dijaring dengan menggunakan alat pengumpulan
data tertentu, yaitu kuesioner (Kerlinger, 1990; Zikmund, 2000; dan Sekaran,
2000).
Hasil dan pembahasan
1.
Makna Silih Asah Silih
Asih Silih Asuh
Nilai
silih asah, silih asih, silih asuh (silas) mengandung satu unsur kata yang sama berupa silih
artinya saling, yang menurut Suryalaga (2010; 107-122) dengan penggunaan kata
saling sudah menunjukkan adanya gerak aktif dari pihak-pihak yang bersangkutan,
saling memberi respon dengan penuh kesantunan. Konsep dasar silih asah adalah saling mencerdaskan,
saling menambah ilmu pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman lahir
batin. Capaian akhirnya adalah peningkatan kualitas kemanusiaan dalam segala
aspeknya, baik pada tataran kognisi, afeksi, spritual maupun psikomotorik.
Selanjutnya, silih asih lebih
cenderung kepada kualitas intrinsik yang berada dalam batiniah seseorang. Bila
rasa asih telah bersemayam dalam batiniah setiap insan, maka hubungan sosialpun
akan selalu dilandasi dengan getaran-getaran keindahan nilai manusiawi yang harmoni,
yang berakhir pada kebahagiaan bersama. Silih
asuh berasal dari kata asuh mengandung makna membimbing, menjaga,
mengayomi, memperhatikan, mengarahkan, membina secara seksama dengan harapan
agar selamat lahir batin dan bahagia dunia akhirat. Orientasi nilai budaya
tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat tatar Sunda yang tata tentrem
karta rahaja (hidup tentram dan sejahtera).
Makna silih asah, silih asih, silih asuh (Silas)
sebagai kearifan budaya Sunda mengandung nilai keharmonisan dalam membangun
kualitas kemanusiaan yang esensinya bersifat universal sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila.
2.
Hasil analisis pemahaman remaja Sunda mengenai ungkapan Silih Asah Silih Asih Silih Asuh
Tabel 1
Remaja yg tahu
|
Remaja yg paham
|
17
|
7
|
Dari hasil
angket yang telah dibagikan pada kalangan remaja Sunda, hampir semua remaja mengetahui
ungkapan tersebut, tetapi yang benar – benar paham mengenai makna ungkapan silih asah silih asih silih asuh hanya
sebagian saja, yang sebagian lainnya hanya tahu tetapi tidak paham artinya. Ada
yang hanya tahu arti dari silih asih
saja, ada yang hanya tahu silih asuh
saja, dan hanya tahu silih asah saja.
Simpulan dan saran
Dari hasil analisis data penelitian
yang diuraikan dalam pembahasan, dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut:
(1) Makna silih asah, silih asih, silih asuh (Silas) mengandung
nilai keharmonisan dalam membangun kualitas kemanusiaan; dan (2) Hasil analisis
pemahaman menunjukkan bahwa kalangan remaja Sunda memang mengatahui ungkapan
silih asah silih asih silih asuh, tetapi kebanyakan tidak mengetahui apa arti
dan makna dari ungkapan tersebut.
Saran Berdasarkan
hasil penelitian yang dilaksanakan ini, saran-saran yang dapat disampaikan adalah:
(1) kepada kalangan muda untuk lebih mempelajari tentang budaya terutama budaya
Sunda, agar tidak hilang dan punah; (2) guru – guru juga harus memberikan
pelajaran tentang kebudayaan kepada siswa supaya mengetahui tentang budayanya.
Daftar Pustaka
Nia. 2013. ”Silih Asah Silih Asih Silih Asuh”. (Online). Tersedia: https://niaceria17.wordpress.com/2013/05/30/silih-asah-silih-asih-silih-asuh/,
diakses pada tanggal 3 januari 2015.
Saleh, F. 2013. “Makna “Silas” Menurut Kearifan Budaya Sunda Perspektif
Filsafat Nilai: Relevansinya Bagi Pemberdayaan Masyarakat Miskin”.Jurnal Sosiohumaniora, 15. 158-166.
Saleh,
F. 2010. “Orientasi Nilai Silih Asih,
Silih Asah, Silih Asuh Da-lam Perspektif Kearifan Lokal Budaya Sunda Sebagai
Landasan Pembangunan CSR Di Jawa Barat”. dalam Warta Bappeda Provinsi
Jawa Barat, diterbitkan Bappeda Provinsi Jawa Barat, Volume 15, Nomor 4: 29 –
36.
Suryadi, E. 2007. Pengaruh Kearifan Lokal Sunda terhadap
Aktualisasi Perilaku Ilmiah, Edukatif,
Dan Religius. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia
--------------.1995.Silih Asih Silih Asah Silih Asuh. Bandung:Lembaga Kebudayaan
Universitas Pasundan.
Rizka, Dolla. 2011. Penerapan Nilai Silih Asah, Silih Asih, dan Silih Asuh dalam Pengasuhan
Anak sebagai Upaya Preventif terjadinya Juvenile
Delinquency pada Remaja di kota Bandung.
Saya mahasiswa upi juga. Kebetulan kajian dari pembahasan ini sama dengan topik tesis saya. ini itu penelitian skripsi atau apa? mohon bantunannya ya.. hehehe
BalasHapusItu tugas jurnal matkul b.indonesia
Hapus