Senin, 05 Januari 2015

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SANG PENCERAH DAN IMPLEMENTASI DI SEKOLAH Oleh Rusita Puji Asih

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SANG PENCERAH DAN IMPLEMENTASI DI SEKOLAH
Rusita Puji Asih (1B)
Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk pendeskripsian nilai budaya, 1) nilai-nilai budaya yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan; 2) nilai-nilai budaya yang menggambarkan hubungan manusia dengan manusia; 3) nilai-nilai budaya yang menggambarkan hubungan manusia dengan dirinya sendiri; 4) nilai-nilai budaya yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dan analisis isi. Berdasarkan hasil analisis  data dapat disimpulkan sebagai berikut : a) berdoa, b) bersyukur, a) menolong orang lain, a) sabar, a) bersahabat dengan alam.
Kata kunci : nilai budaya, novel Sang Pencerah.

Pendahuluan
Karya sastra yang  berbentuk prosa dan puisi merupakan hasil pengungkapan jiwa pengarang yang dipengaruhi oleh kehidupan peristiwa serta pengalaman hidup yang telah dilaluinya. Hal itu karena pengarang merupakan anggota masyarakat yang hidup dang berhubungan dengan orang-orang disekitarnya sehingga dalam proses penciptaan sebuah karya sastra, lingkungan hidup akan selalu mempengaruhi seorang pengarang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa karya sastra merupakan cerminan dari kondisi masyarakatnya. Pencerminan nilai-nilai tersebut antara lain terlihat dari penjabaran penulis prosa atau puisi dan perkataan maupun perbuatan tokoh yang terdapat dalam prosa. Nilai-nilai yang tercermin dalam karya sastra mencakup banyak aspek, antara lain : nilai budaya, nilai agama, nilai sosial, dan nilai moral. Nilai-nilai tersebut terdapat dalam semua karya sastra termasuk prosa berbentuk novel.
Penulisan terhadap karya sastra khususnya novel tidak terlepas dari unsur-unsur yang membangun karya sastra tersebut. Adapun unsur-unsur yang membangun karya sastra tersebut adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.
Novel yang dipilih dalam penelitian ini adalah novel Sang Pencerah. Ada beberapa alasan mengapa penulis memilih novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral pertama, dalam novel ini banyak mengandung aspek kehidupan dan nilai budaya. Aspek-aspek dan niali-nilai budaya tersebut antara lain mengenai hakikat hidup manusia dan hubungan manusia dengan manusia. Kedua dalam novel ini pemabaca dapat mengambil banyak pelajaran penting yang berkaitan dengan nilai-nilai kebudayaan. Novel ini memberikan gambaran kehidupan melaui perjalanan hidup tokoh.
Novel Sang Pencerah ditulis oleh Akmal Nasery Basral. Sang Pencerah ini menceritakan Ahmad Dahlan seorang pendiri organisasi Muhammdiyah yang penuh dengan tantangan dalam mengembangkan dan mengajarkan Agama Islam. Banyak dari pemikirannya yang ditentang keras oleh keluarga, kerabat dan lingkungan masyarakat Kauman.
Nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kehidupan manusia, artinya manusia tanpa budaya sama artinya tanpa identitas yang juga merupakan pedoman hidup manusia. Nilai-nilai lama yang tersimpan dalam sastra, apabila dikaji ulang dan dianalisis banyak memiliki sifat universal dan dapat berlaku untuk segala zaman. Kemajuan tekhnologi dan ilmu pengetahuan serta sentuhan-sentuhan kebudayaan asing mengakibatkan semakin tersisihnya kebudayaan asli negara yang dipengaruhinya.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moleong (2002:6), metode deskritpif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai hasil analisis data. Bentuk penelitiannya yaitu penelitian kualitatif, karena data dianalisis satu persatu apa adanya sesuai dengan sifat data yang alamiah.
Pengertian dari penelitian kualitatif itu merupakan bentuk penelitian yang digunakan untuk menggambarkan  atau mendeskripsikan hasil analisi data baik berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini, pertama membaca novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral. Kedua, mengidentifikasi data sesuai dengan masalah yang diteliti. Ketiga mengklarifikasi data sesuai dengan masalah yang diteliti.

Hasil dan Pembahasan
Nilai-nilai Budaya yang Berhubungan Manusia  dengan Tuhan
Berdoa kepada Tuhan
Kutipan di dalam novelnya yaitu sebagai berikut:
“Di dalam hati saya mengucap bismillah dan berdoa semoga saya masih hafal semua kata-katanya”(131)
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa  Dahlan berdoa kepada Allah semoga ia masih hafal semuanya. Karena ia tidak mau mengecewakan Ndoro Guru.
Bersyukur kepada Tuhan
Kutipan di dalam novelnya yaitu sebagai berikut:
“Saya sudah merasa bersyukur mendapat kesempatan bersekolah, diongkosi, dan mendapat tempat berteduh lagi di sini. Saya akan lebih bersyukur lagi jika mendapat kesempatan bekerja untuk membals budi Embok”(25)
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa Dahlan adalah orang yang bersyukur. Beliau bersyukur karena mendapat kesempatan bersekolah. Tidak hanya itu, Dahlan pun akan lebih berssyukur jika ia bisa mendapatkan pekerjaan untuk membalas budi si Embok.
Nilai-nilai Budaya yang berhubungan Manusia  dengan Manusia
Menolong Orang Lain
Kutipan di dalam novelnya yaitu sebagai berikut:
“Saya mendapat tugas dari Embok untuk menyiapkan makanan bagi Embah, bila ia pergi menjajakan tempenya. Tugas saya hanya menaruh nasi dan sayur itu di piring lalu membawanya ke Embah”(11)
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa Dahlan menolong Embok. Dahlan akan melakukan apa aja demi Embok. Ia tidak ingin melihat Embok mengerjakan pekerjaan rumah dengan sendirinya. Setiap hari ia membantu mengerjakan pekerjaan rumah demi meringankan beban Emboknya.

Nilai-nilai Budaya yang Berhubungan Manusia  dengan Diri sendiri
Kutipan di dalam novelnya yaitu sebagai berikut:
”Beberapa kali saya sudah kena coba kawan-kawan yang seperti biasanya selalu ingin menjajaki kekuatan anak-anak baru. Tidak pernah saya ladeni. Saya selalu berusaha mengalihkan perhatian mereka ke hal-hal  lain. Untunglah dengan mudah saya dapat mengejar ketinggalan belajar saya” (55)
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa Dahlan adalah orang yang selalu bersabar. Meskipun sudah beberapa kali dijahili teman-temannya, tetapi dia tidak pernah meladeni mereka. Untuk mengatasi hal tersebut, Dahlan sesalu mengalihkan perhatian teman-temannya. Berkat kesabaran dan kerja kerasnya, Dahlan bisa mengejar ketinggalannya.
Nilai-nilai Budaya yang berhubungan Manusia  dengan Alam Sekitar
Bersahabat dengan Alam
Kutipan di dalam novelnya yaitu sebagai berikut:
 “Tidak hanya perkumpulan sepak bola yang digilir secara ketat dalam menggunakan lapangan itu, bahkan kerbau, sapi dan kambing yang digembala di alun-alun ini juga digilir ketat jadwal penggembalaanya agar rerumputan alun –alun tetap subur”(4)
Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa masyarakat atau petugas alun-alun sangat peduli dengan lingkungan alun-alun. Mereka memberi jadwal kepada penggembala yang biasa menggilir ternak mereka di alun-alun.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap nilai-niali budaya novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Keimanan tauhidan berfokus pada pengakuan manusia tentang adanya Tuhan. Pengakuan tersebut disadari manusia setelah manusia tahu hal-hal di luar kemampuannya. Pada saat seperti itu manusia merasa dirinya tidak berarti dihadapan Tuhan. Dengan mengakui adanya Tuhan, manusia merasa dekat denganNya.
Manusia adalah makhluk sosial di samping makhluk individu. Tanpa manusia lain, memang manusia dapat bertahan hidup karena dia dapat makan dan minum tanpa harus ditemani orang lain. Akan tetapi, manusia tidak dapat berkembang utuh karena aspek perkembangannya terhambat.
Manusia sebagai makhluk individu dapat menentukan baik-buruknya suara hati yang menjadi semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.
Saran
Berdasarkan hasil analisis data, adapun saran yang akan disampaikan,yaitu sebagai berikut. 1) hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam mengapresiasi sastra, khususnya pada materi menganalisis nilai-nilai budaya. Dalam mengajar pokok bahasan tersebut , guru dapat memilih karya sastra yang tepat. 2) peneliti selanjutnya dapat meneliti novel ini dari segi yang berbeda, seperti nilai religi, moral, dan pendidikan. Hal ini bertujuan agar pembaca mendapat pengetahuan yang mendalam mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra khususnya novel.

Daftar Pustaka
Basral, Akmal N. 2010. Sang Pencerah. Jakarta: Mizan.
Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas & Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Kosasih. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia Puisi Prosa Drama. Jakarta: Nobel.
Nurgiantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar